setelah sekian lama gue ga ngepost.. setelah sekian lama gue nulis kisah cinta-cintaan di blog gue.. saat ini gue mulai nulis lagi. gue sadar, memendam adalah kegiatan yang kejam untuk itu gue coba buat nulis di blog ini. hati gue yang menunutun tangan gue untuk mengetik dan bercerita. sebelumnya gue sempet berfikir, curhat di blog sama aja memotokopi buku harian lalu menyebarkannya. tapi sayangnya logika ga akan pernah menang melawan hati. sekeras-kerasnya logika melawan, pasti akan takhluk juga. itu yang gue rasain sekarang.
curhat via dunia maya dilakukan bukan hanya karena seseorang ga bisa curhat di dunia nyata. kalo menurut gue sih curhat di dunia maya lebih puas dibandingin curhat di dunia nyata. di dunia maya lu bisa nulis apa aja tanpa takut orang yang lu curhatin jenuh sama cerita lu atau takut orang yang lu curhatin menunjukan tanggapan yang kurang menyenangkan terhadap cerita-cerita lu. tapi disisi lain lu juga akan dihadapkan pada ketakutan, takut dibaca orang, takut dilihat orang, takut masalahnya dilihat banyak orang terlebih takut orang yang ada dalam cerita lu baca cerita lu. ya semua itu resiko yang harus diambil kalo lu berani curhat via maya. kalo lu ga berani mengambil resiko tapi pengen curhat via maya, menurut gue sebaiknya lu curhat sama simsimi aja, walaupun kadang siminya stres atau galau tapi dia pasti dengerin kok, dan ga akan bilang2 sama siapa-siapa hahahahaha..
balik lagi ke topik utama. setelah putus dari mantan gue yang sekarang sudah punya cewe baru, gue melalui hari dengan biasa saja. tidak ada yang spesial. sampai akhirnya gue sadar gue lagi ngerasain sesuatu sama orang yang baru-baru ini jadi pusat perhatian gue, sebut saja dia junot. si junot ini sebenernya udah nyolong perhatian gue semenjak gue masih punya status sama mantan gue, sebut saja dia ferly. awalnya gue nganggep rasa yang gue rasain saat itu sebagai rasa yang biasa, hanya ketertarikan fisik semata. namun lama kelamaan gue jadi semakin sering memperhatikan junot. apalagi setelah gue putus dari Ferly. setiap kaki gue melangkah, mata gue ga pernah absen buat mengawasi kehadiran junot. saat itu gue belum sadar kalau gue ini mulai mengagumi dia, menanti-nantikan dia, dan mulai seneng tiap dia curi-curi pandang ke gue. gue mulai sadar ketika rasa kagum itu menjadi candu. ketika ada sesuatu di hati gue yang mengisyaratkan kalau mata gue ingin memandang dia, kalau bibir gue ingin bilang kalau gue menanti-nantikan kehadirannya, kalau hati gue meleleh tiap mendapati dia lagi senyum meskipun senyuman itu bukan buat gue atau karna gue. aaaaaaaaaahhhh... jatuh cinta memang identik dengan keindahan. saat setiap gerak geriknya mampu membuat seseorang yang dilandanya merasa bahagia dan membuat orang itu tidak sadar bahwa ada kata jatuh dalam rangkaian kata Jatuh Cinta. cinta memang tidak berlogika, tak mampu dihancurkan dengan logika juga dapat membuat seseorang kehilangan logika. cinta itu mengenai perasaan yang selanjutnya menjelma menjadi fikiran yang diwujudkan melalui tindakan. mungkin definisi cinta yang kini telah gue landa adalah cinta yang kerdil. cinta yang mekar hanya di hati lalu menjelma menjadi fikiran dan keinginan namun tak mampu diwujudkan melalui tindakan. cinta yang tidak bisa berkembang karena ketakutan dan rasa malu. bukan rahasia lagi bila cinta hanya monopoli pria, wanita tak dapat menyatakan rasa cinta duluan karena alasan norma. mungkin hal tersebut karena wanita selalu mengatakan "ladies first" sehingga mayoritas wanita yang mencintai seseorang terlebih dahulu tak mampu mewujudkan cintanya. mereka hanya bisa berharap pria yang dicintai bisa peka dan balas mencintai dia meskipun hanya sedikit yang bisa terwujud.
cinta itu pilihan layaknya hidup. gue memilih untuk bungkam dan hanya membiarkan cinta ini tumbuh dalam kotak yang selanjutnya gue sebut dengan hati. dan mungkin ga semua orang (khususnya cewe) memilih jalan pengecut seperti itu. banyak yang nekat menyatakan atas nama cinta kemudian bahagia atas dasar cinta yang berbalas atau putus asa atas dasar cinta yang diacuhkan. dan gue ga siap untuk melakukan itu.
suatu hari gue mulai berfikir, sampe kapan gue memendam? sampe kapan gue mengkerdilkan cinta gue? sampe kapan gue jadi pengecut? sampe kapan gue ngandelin hoki buat ketemu junot? akhirnya gue mulai jenuh dengan semua ritual gue sebagai secret admirer. gue pun mulai mencari cara buat bisa hubungin junot dan kenalan sama dia. gue berhasil kenalan dengan dia. gue berhasil temenan sama dia. meskipun awalnya gue merahasiakan identitas gue. gue mulai sering stalking akun dia. dan lambat laun gue mulai mengenal dia. setidaknya hal itu lebih baik ketimbang hanya memendam perasaan besar kemudian membiarkannya menciut dan mengecil.
usaha gue ga berbuah apa-apa.. dan gue agak menyesal telah melakukan itu. dia ga pernah cuekin gue, tapi dia ga pernah menghubungi gue duluan. ga ada yang spesial. semua berjalan biasa. selayaknya teman. namun kadang gue salah mengartikan. membiarkan hati gue melambung tinggi kemudian jatuh ketika sadar apa yang sebenarnya terjadi. gue berada di titik terjenuh dalam mencintai seseorang. mungkin cinta gue tak terlalu kuat melawan pengabaiannya yang ia kemas dengan cara yang berbeda, begitu menyenangkan bagi gue.
suatu saat gue melihat junot boncengan sama temen cewenya yang cantik. gue sempet cemburu tapi kemudian gue sadar, siapa sih gue? apa hak gue buat ngelarang dia atau marah sama dia? seketika gue bete. mencintai memang pahit apabila yang dicintai mencintai orang lain atau tidak balas mencintai kita. sekarang gue dihadapkan pada dua pilihan yaitu sakit hati dan tetap mencintai dia atau patah hati dan melupakan dia. gue pun memilih untuk patah hati dan melupakan dia. sampai saat ini gue belum pernyah menyatakan gue menyukainya atau mencintainya atau apapun. gue gengsi dan terlalu takut mengatakan itu. gue berusaha memantaskan diri untuk cinta selanjutny, yang terbaik yang telah Tuhan tetapkan untuk masing-masing umatnya..