saat ini ku termenung sendiri di dalam bus bogor kampung rambutan yang ku naiki. mencoba menepis semua resahku. aku masih disini,di kota bogor yang aku cintai, memandang lembut jalan raya yang padat akan kendaraan yang berlalu lalang melewati bus ku yang berjalan lambat. resah, satu kata yang mewakili perasaan ku saat ini. ku coba tenangkan diri di tengah suara sumbang penyanyi jalanan yang mencoba mencari peruntungan di tengah kehidupan jalanan yang keras. pandanganku kosong, aku laksana awan mendung di tengah cuaca yang cerah. oh Tuhan tolong tenangkan hati ku dari segala kegalauan ini. ingin ku hapuskan semua rasaku namun aku tak kuasa mungkin sekarang aku hanyalah manusia yang di rundung rasa gundah. ingin ku pergi ke suatu tempat yang tenang penuh dengan kedamaian dan kebahagiaan , namun di manakah tempat itu berada?
aku tertidur... aku laksana bayi kecil yang tertidur dalam belaian kasih sayang ibunya. namun aku bukan bayi. aku seorang wanita dewasa.. walaupun umurku dewasa namun hatiku merasa bahwa aku masih kecil. namaku lasmi, sebuah nama yang cantik, titipan dari ibuku yang menrutku sangat anggun dan menawan. aku bukan wanita yang lahir dari keluarga yang berkecukupan, aku hanya wanita sederhana yang mencoba untuk mewujudkan impianku. impianku tentu saja tidak muluk muluk, aku hanya ingin hidup bahagia, menikah mempunyai anak dan membahagiakan ibuku. yaa hanya itui saja. aku adalah seorang jurnalis sebuah koran swasta ibu kota. pekerjaanku memaksaku untuk selalu turun ke jalan untuk meliput peristiwa yang terjadi di jakarta dan sekitarnya. namun perjalananku ke bogor saat ini bukan dalam rangka pekerjaan melainkan untuk mencari sesorang yang pernah ada dalam hidupku dulu. seseorang yang pernah mewarnai hariku ketika aku masih duduk di bangku perguruan tinggi. aku mancarinya kembali karena ia pernah mencariku dulu namun aku sudah pindah rumah, aku tau itu semua dari mantan tetanggaku. kepindahanku memang tanpa jaejak, itu bukan karena sengaja melainkan karena aku kesibuakanku yang menuntutku untuk tidak terlalu sesumbar mengenai kepindahanku. namun aku laksana manusia yang mencari paku diantara tumpukan jerami, bogor berubah menjadi kota besar sekarang, banyak yang berubah dan aku tidak mengetahui pasti dimana alamat lengkapnya. aku hanya menghela nafas. banyak sekali tuntutan dalam hidupku.. tuntutan untuk menikah dan mempuanyai anak selalu dilontarkan oleh ibu, bukannya aku betah melajang atau karena tidak mempunyai calon,tapi itu semua karena aku masih pilih pilih, aku rasa belum menikah di usia kepala tiga bukanlah hal yang tidak normal di jaman yang serba moderen saat ini. namun bukan berarti aku tidak mau menikah. tentunya aku ingin..
semua itu adalah penyebab keresahanku saat ini. aku ingin mencari kembali dia, dia yang dulu selalu menemaniku dan membuatku tersenyum. cintaku yang pernah hilang. dulu kami tidak pernah menjalin asmara. namun suatu saat di tengah taman kampus, dia datang dan memberikanku surat berwarna merah jambu....
dear lasmi..
setahun sudah kita saling mengenal, aku bersyukur bisa berkenalan denganmu, sesosok gadis yang bersemangat dan selalu ceria. entah mengapa saat melihat senyummu hatiku berdebar, keras dan sebelumnya aku belum pernah merasakan ini. apa kau merasakan hal yang sama?
anton
oh tuhan.. hatiku tak berhenti tersenyum. apakah ini? namun semnjak peristiwa itu aku dan anton menjauh aku pun tak mengerti mengapa. sampai saatnya kita di wisuda pun kita sudah tidak pernah menyapa, mungkin hanya rasa malu ketika kita bertemu dan akhirnya hanya tatapan mata yang kita mainkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar